Ciri2,cara melatih,Teknik,dan pola makan ayam petarung
BADAN BANTAT
Setiap pelatih selalu menginginkan ayam aduannya memiliki tubuh yang
prima. Badan yang tahan pukul, pukulan yang keras, lompatan yang tinggi
dan keunggulan fisik lainnya. Untuk itu mereka berupaya melatih ayamnya
dengan berbagai metode seperti renang, jalan jongkok, jantur, diputar
(mengelilingi ayam lain dalam kurungan) dan metode lainnya.
Seringkali karena porsi latihan yang terlalu berat, otot ayam terbentuk
sedemikian rupa mirip seorang binaraga. Ayam yang terlalu berotot ini
memang akan tahan pukul karena tebalnya otot yang dimiliki terutama otot
dada dan paha. Namun kondisi ini juga dibarengi dengan menurunnya
kelincahan ayam. Ayam menjadi kaku, susah bergerak dan jarang mampu
melompat. Dalam pertarungan yang berimbang kekuatan, ayam bantat akan
menjadi terlalu pasif, tidak produktif dan lebih cepat lelah.
Cara yang paling efektif untuk mengatasi badan ayam yang bantat adalah
dengan berkipu, atau mandi dengan pasir atau tanah halus. Ayampun secara
alami akan senang melakukannya. Anda tinggal menyediakan tempat untuk
itu, sejengkal tanah yang diberi pasir atau tanah lembut (debu). Selain
itu beri kesempatan ayam untuk bergerak secara bebas pada ruang yang
cukup dan sediakan tempat bertengger agar sering melompat.
LEHER PERKASA
Leher ayam bangkok yang ideal adalah yang memenuhi kriteria antara lain
lentur agar mudah menghindar, kokoh untuk menahan pukulan dan liat
sehingga efektif untuk mengunci.
Banyak cara untuk melatih leher ayam, salah satunya dengan rajin
mengurut. Selain itu, ketika ayam memasuki masa uji coba tarung (abar),
maka setiap pukulan yang diterima leher secara alami akan membuat otot
leher terbentuk.
Ukuran leher ayam harus proporsional, tidak terlalu panjang dan terlalu
pendek. Leher yang terlalu panjang, akan membuat sulit menghindar dari
pukulan lawan. Sebaliknya leher yang terlalu pendek, akan membuat sulit
untuk mengunci (ngalung) lawan.
Yang terpenting lagi, selain memiliki otot leher yang baik, ruas tulang
leher juga harus rapat. Ini sangat penting untuk menawan pukulan ke
leher. Banyak kasus ayam KO adalah karena pukulan ke arah leher yang
membuat ruas tulang terbuka sehingga syaraf yang ada di leher terganggu
sekaligus cedera tulang leher.
BADAN BOTOL DAN BADAN BRONGGAL
Ayam bangkok jika dilihat dari depan maupun dari samping memang memiliki
penampilan paling gagah dibanding ayam ras lain. Secara umum badannya
terlihat tegap, dengan dada yang membusung dan otot paha yang kokoh.
Tetapi memilih bentuk badan yang ideal, tidaklah cukup dengan hanya
mengamati penampilannya. Mau tidak mau, badan ayam harus kita pegang
untuk mengetahui secara persis bagaimana bentuk badannya. Cara
memegangnya adalah dengan meletakkan tangan di samping kiri dan kanan
badan ayam, kedua jempol bersentuhan di punggung dan dua jari tengah
saling bertemu di dada tepat pada pangkal paha bagian depan. Bentuk ayam
yang ideal adalah bulat memanjang seperti botol dengan bagian dada yang
melebar. Bentuk bulat seperti botol ini tidak tergantung dari ukuran
ayam. Baik ayam berpostur kecil maupun besar, tetap pegangannya akan
terasa enak. Ayam yang pegangannya enak, biasanya akan memiliki teknik
bertarung yang baik dan gerakan yang bagus.
Dalam kasus tertentu, ada juga bentuk badan ayam yang menonjol pada
tulang dada bawah sehingga pegangannya jadi mengganjal dan tidak nyaman.
Ayam ini disebut denganayam bronggal. Sebenarnya teknik tarung ayam
bronggal tidak selalu jelek, dalam beberapa kasus malah punya
kecenderungan pukulan yang keras dan tahan pukul. Tetapi ayam bronggal
jelas memiliki kerugian dalam hal gandeng. Karena pegangannya yang
besar, seringkali harus menghadapi lawan yang ukurannya di atasnya
tetapi jatuhnya pegangan sama. Selain itu bentuk badan bronggal juga
membuat ayam relatif kalah gesit.
Badan bronggal adalah faktor genetik. Cara untuk menghindarinya adalah
dengan mengawinkan jago bronggal yang memiliki teknik tarung berkualitas
dengan babon yang berbadan botol sempurna dan ramping. Upaya lain yang
dapat dilakukan adalah dengan membuat tenggeran untuk tidur bagi
anak-anak ayam yang sejak kecil sudah bisa diidentifikasi akan berbadan
bronggal. Cara tidur yang bertengger akan membuat tulang dada bawah
bersentuhan dengan tenggeran yang akan membuatnya tidak terlalu
berkembang menonjol.
POLA PERTARUNGAN
Di antara binatang lain, ayam memiliki keunikan dalam pertarungan. Dua
ekor ayam yang berhadapan, tidak serta merta berkelahi begitu saja. Ada
tiga tahap dalam pertarungan ayam, yaitu: tahap penjajagan (abar), tahap
pertarungan, dan tahap penyelesaian.
Tahap Penjajagan (Abar)
Pertama kali berhadapan, dua ekor ayam yang bertarung akan melakukan
tahap penjajagan. Pada tahap ini dua ayam akan saling menyerang tapi
sama-sama menjaga jarak. Pertarungapun lebih sering terjadi di udara
yaitu dua ayam sama-sama melompat kemudian melepaskan pukulan ke depan,
sehingga sering terjadi benturan dengan kaki lawan. Tahap ini digunakan
oleh ayam untuk saling mengukur tenaga dan kecepatan lawan. Lama tahap
penjajagan ini bervariasi, jika sudah merasa cukup maka seperti sepakat
dua ayam yang bertarung akan mengubah ke pertarungan yang sesungguhnya.
Tahap Pertarungan
Pada tahap ini, dua ekor ayam akan bertarung pada jarak dekat dengan
berusaha saling membelit atau menumpangkan leher di atas leher lawan.
Teknik tarung ayam baru akan kelihatan pada tahap ini. Dua ayam akan
saling menyerang dengan pola tarung masing-masing, saling tukar pukulan
dan jarang sekali terjadi adu kaki seperti tahap abar. Tahap ini adalah
pertarungan yang sesungguhnya dan bisa berlangsung lama jika kedua ayam
berimbang.
Tahap Penyelesaian
Pada saat kedua fisik ayam sudah sama-sama melemah, maka pertarungan
akan berlangsung lebih lambat dan terlihat kedua ayam mencoba memukul
secara efisien. Yang terlihat adalah dua ayam saling menumpangkan leher
dengan gerakan lambat sambil bergerak memutar ke kiri dan kanan. Jika
kedua ayam bertarung secara berimbang pada babak sebelumnya, maka pada
tahap inilah betul-betul teruji seorang ayam petarung yang sempurna.
Pada tahap ini secara umum akan menjadi penentu siapa yang lebih kuat.
Seekor ayam petarung yang baik biasanya memiliki simpanan pukulan
mematikan pada tahap ini. Namun ada juga ayam yang menguasai pertarungan
tapi tidak memiliki pukulan mematikan. Bisa terjadi meskipun lawan
sudah tidak mampu membalas, namun karena tidak punya pukulan mematikan
pertarungan berakhir dengan draw.
Tiga tahap tersebut adalah tahap normal. Jika ayam memiliki ‘killing
punch’ yang baik, dengan taji maupun pukul, pertarungan bisa berakhir
pada tahap mana saja.
MENGATASI AYAM LERES (JATUH MENTAL)
Ayam leres (jatuh mental) adalah salah satu masalah besar bagi para
pemilik ayam aduan. Leres atau jatuh mental adalah suatu kondisi ketika
ayam menjadi tidak percaya diri dan tidak memiliki keberanian bertarung.
Jika beranipun biasanya akan segera lari begitu merasakan sakit. Ayam
leres bisa karena beberapa kondisi: (1) trauma kekalahan, (2) shock
karena takut atau kaget, dan (3) keturunan (genetik)
Trauma kekalahan
Ayam jago yang pernah kalah, apalagi kalah telak, bisa mengalami kondisi
leres atau jatuh mental. Karena rasa sakit yang diderita, ayam akan
merasa takut berkelahi dan tidak memiliki hati atau keberanian terhadap
ayam lain.
Shock karena takut atau kaget
Ayam jago juga bisa mengalami leres karena takut atau kaget. Leres
karena takut bisa terjadi jika ayam mengalami kejadian dikejar binatang
yang lebih besar, misal anjing. Sedang leres karena kaget biasanya
terjadi karena kejadian yang begitu tiba-tiba dan mengagetkan misalnya
kejatuhan dahan pohon atau ada kendaraan yang hampir menabraknya. Jika
kejadian tersebut memang amat menakutkan atau mengagetkan bagi si ayam,
akan dapat membuat hati ayam menjadi kecil dan tidak memiliki keberanian
bertarung.
Keturunan (genetik)
Leres bisa juga karena keturunan. Ada ayam-ayam tertentu yang memiliki
kecenderungan hati yang lemah. Ayam-ayam seperti ini, meskipun memiliki
teknik tarung dan postur yang baik, biasanya bernyali kecil dan begitu
merasa sakit atau terkena pukulan keras akan lari.
Menyembuhkan ayam leres bukanlah pekerjaan mudah. Perlu waktu lama
dan kesabaran dalam proses. Kegagalan dalam penanganan akan membuat
proses harus dimulai dari awal atau malah kehilangan peluang sama
sekali.
Berikut adalah kiat-kiat untuk menyembuhkan ayam leres:
Fase 1, biarkan ayam jago yang leres berkumpul dengan ayam-ayam betina
saja. Bisa juga kalau dicampur dengan ayam-ayam yang masih kecil, yang
tidak mungkin memiliki keberanian berkelahi dengan si pasien. Lakukan
ini antara 2 minggu sampai satu bulan, atau sampai anda yakin ayam
tersebut mulai memiliki kepercayaan diri. Selama proses ini jangan
sampai ada jago lain (meskipun lebih lemah) yang masuk ke wilayahnya.
Yang perlu diperhatikan, area penyembuhan ini juga benar-benar bebas
dari intimidasi ayam jago lain, misal masih ada ayam jago lain yang
terlihat oleh ayam jago yang leres meskipun areanya dibatasi. Bahkan
meskipun tidak bisa melihat tapi suara kokok yang terlalu keras karena
tempat yang berdekatan, bisa membuat penyembuhan mentalnya berjalan
lambat.
Fase 2, setelah melewati fase 1 dengan baik, tahap berikutnya adalah
dengan memasukkan ayam-ayam lancur yang mulai berani kokok tapi belum
memiliki keberanian bertarung. Keberadaan ayam-ayam lancur yang secara
fisik sudah besar tapi tidak berani berkelahi ini, akan membuat ayam
leres menjadi lebih percaya diri. Ia akan cenderung mengejar dan
mengintimidasi ayam-ayam muda tersebut.
Fase 3, adalah fase uji coba mental. Setelah anda yakin fase 2
terlampaui dengan baik, anda bisa mencoba mengadu ayam tersebut dengan
ayam lain yang sudah pasti kalah. Bisa ayam yang lebih muda dan lemah
atau ayam kampung yang fisiknya lebih lemah. Kemenangan terhadap
ayam-ayam musuhnya tersebut sangat mempengaruhi kepercayaan dirinya.
Lakukan berulang kali dengan ayam-ayam lain yang lebih lemah sampai
benar-benar kepercayaan dirinya pulih.
Jika fase 3 ini sudah dilakukan dengan baik, maka yang anda perlu
lakukan tinggal menyiapkan fisiknya secara baik untuk pertarungan yang
sesungguhnya.
Banyak orang yang berpendapat bahwa ayam leres tidak dapat diambil
keturunannya lagi karena rasa penakutnya akan turun ke anak-anaknya
kelak. Pendapatnya ini nampaknya tidak benar. Ayam leres dapat saja
diambil keturunannya, kecuali ayam leres yang memang karena garis
keturunan.
JURUS-JURUS BERTARUNG
Ayam petarung, terutama ayam bangkok memiliki ragam teknik bertarung
yang bervariasi. Seorang pelatih tidak bisa mengubah teknik bertarung
ayamnya. Yang bisa dilakukan adalah meningkatkan daya tahan tubuh,
memperpanjang nafas dan mengeraskan pukulan.
Beberapa ragam teknik bertarung antara lain:
KONTROL
Teknik ini adalah teknik bertarung yang paling polos. Ayam cenderung
tidak berusaha mencari peluang alternatif untuk memukul lawan, tetapi
hanya berusaha agar posisi kepala tegak dan ada di atas kepala lawan,
mematuk lalu melepaskan pukulan. Keunggulan teknik ini adalah lebih
hemat dalam energi sehingga nafas bisa bertahan lebih lama.
SOLAH
Teknik ini adalah yang paling liar dan paling memakan energi. Ayam
bertipe solah akan terus bergerak dengan amat bervariasi. Dia seolah
hendak melakukan satu teknik ngalung, tapi tidak bersungguh dan lama,
segera mengubah gerakan dari kiri ke kanan dan sebaliknya lalu segera
disusul dengan gerakan atau percobaan pukulan lain. Ayam solah biasanya
amat memukau, tetapi teknik ini amat menguras energi dan umumnya ayam
solah kurang memiliki ketahanan badan.
PRANGGAL
Teknik ini adalah memukul tanpa mematuk lawan. Teknik pranggal memiliki
kelebihan dibanding dengan teknik lain karena pukulan bisa dilepaskan
dengan seketika tanpa perlu sebuah ‘pegangan’ seperti teknik lain. Dalam
teknik lainnya, ayam harus mematuk, menggigit lalu memukul dengan kedua
kaki.
MULAR
Ini adalah teknik tarung dengan lari dan jaga jarak. Ayam berteknik
mular akan menjauh dari lawannya ketika terdesak atau sulit memukul.
Ketika lawannya mengejar di belakang, secara tiba-tiba ia bisa berbalik
dan melepaskan pukulan ketika lawannya belum siap. Ayam mular umumnya
memiliki pergerakan kaki yang baik serta nafas yang tahan lama.
NGALUNG
Teknik ini adalah merengkuh leher lawan dan menguncinya, seolah
‘mengalungi’. Dengan teknik ini maka lawan akan kesulitan memukul, mati
langkah dan selanjutnya bisa dipukul tanpa mampu menghindar. Ayam
ngalung umumnya memiliki urat leher yang bagus serta struktur tulang
leher yang rapat. Tanpa memukulpun ayam ngalung bisa membuat lawan
frustasi.
NGGANDUL
Teknik ini mirip dengan ngalung tetapi gerakan leher lebih menumpang
dibanding merengkuh sehingga lawan juga akan menanggung beban karena
‘ditumpangi’.
NYAYAP
Teknik ini adalah kepala masuk ke sayap lawan, keluar dari ketiak dan
setelah posisi memungkinkan akan melepaskan pukulan ke arah kepala. Efek
teknik nyayap, selain pukulan ke kepala, juga akan menyakiti bahu dan
sayap lawan karena dipaksa untuk renggang dari badan.
DONGKRAK
Teknik ini dilakukan dengan masuk di antara kaki lawan, ambil nafas dan
mencari posisi, lalu dengan sekuat tenaga berusaha muncul dari arah ekor
lawan sehingga badan lawan akan terangkat (didongkrak). Ketika lawan
sedang berusaha menguasai keseimbangan, maka lawan dapat dipukul pada
berbagai sasaran dari arah belakang.
DOBRAK
Teknik ini agak langka, ayam biasanya akan masuk di antara dua kaki
lawan lalu mematuk paha dan memukul badan bagian bawah. Serangan ini
sulit diantisipasi dan biasanya lawan akan kesakitan dan sulit membalas
karena posisi musuh selalu di bawah.
Pada beberapa daerah nama-nama teknik ini bisa berbeda-beda. Secara
umum, seekor ayam petarung akan memiliki salah satu teknik dominan sejak
lahir. Satu atau dua teknik yang lain mungkin untuk dimiliki sebagai
kelebihan tapi sangat mustahil bagi seekor ayam untuk memiliki semua
teknik bertarung.
Melatih Ayam Bangkok I
Tangan kanan memegang bagian tubuh ayam (dada), sedangkan tangan kiri
memegang bagian belakang (bawah patat). Dalam posisi berjongkok, kita
lemparkan ayam tersebut ke udara. Karena lemparan itu, kedua sayap akan
berkelebat, kedua kakinya bergerak seperti menghantam sesuatu dan hampir
semua otot meregang. Ketika mendarat di tanah, kedua kaki tersebut
dalam posisi siaga kembali.
Latihan ini dapat dilakukan secara bertahap, mula-mula cukup 5 kali
lemparan saja, kemudian frekuensinya ditingkatkan menjadi 10 kali pada
hari berikutnya, dan demikian seterusnya. Bila sudah terbiasa, kita
dapat melemparkan ayam sebanyak 40-50 kali setiap hari.
Dengan cara demikian akan membuat ayam mempunyai otot dan tulang yang
kokoh. Karena gerakan tersebut membutuhkan energi dan stamina yang
tinggi, maka ayam yang sudah terbiasa akan mepunyai ketahanan fisik yang
lebih baik. Namun kita tidak boleh melempar terlalu tinggi sebab dapat
berakibat patah kaki atau ayam mengalami stress.
Melatih Ayam Bangkok II
Secara hati-hati, dalam posisi setengah membungkuk kita pegang pangkal
ekor, yakni daerah perbatasan antara punggung dengan kelenjar uropigial
(brutu). Dengan gerakan lembut, pangkal ekor kita angkat sehingga
seluruh tubuh ayam akan bergerak secara bebas. Latihan ini sangat
berguna untuk mengembangkan kemampuan otot sayap, paha, kaki,
pernapasan, urat saraf dan sebagainya. Sama seperti latihan sebelumnya,
kita tidak boleh terlalu tinggi ketika mengangkat ayam, karena dapat
menyebabkan stres. Jarak pengangkatan yang ideal kira-kira 1 meter dari
tanah.
Setelah sekian lama ayam bergerak bebas ketika diangkat, pangkal ekor
kita lepaskan sehingga ayam akan mendarat ditanah. Untuk tahap pertama,
pengangkatan cukup setengah menit dahulu. Apabila sudah terbiasa dapat
ditingkatkan menjadi 1-2 menit. Jika ayam benar-benar sudah terbiasa,
maka kita dapat melakukannya setiap hari selama 5 menit.
Rawatan Gelanggang: Part 01 – Phisik
Menurunkan ayam ke gelanggan adalah hal yang paling penting untuk
mengukur sejauh mana hasil ternakan ataupun hasil rawatan kita pada ayam
selama ini. Akan tetapi turun gelanggang juga menjadi momok bagi
kebanyakan penggemar karena disinilah nama dan ayam bangkok yang kita
miliki sesungguhnya di ukur sejauh mana kualitas dan ketahanannya. Dan
inilah yang membuat kebanyakan penggemar selalu ragu untuk turun ke
gelanggang.
Menurunkan ayam bangkok ke gelanggang bukanlah suatu hal yang mudah.
Karena ayam harus benar-benar dalam kondisi yang prima baik dari sisi
mental, daya tahan, tenaga, kecepatan dan faktor penting lainnya. Karena
bila tidak, tak jarang turun ke gelanggang hanya membuat kita
mengorbankan ayam yang kita miliki dan tak jarang penggemar yang pulang
dari gelanggang harus membawa muka merah akibat kekalahan yang diterima.
Sehingga kapanpun kita memutuskan untuk turun gelanggan, maka segala
sesuatunya harus siap, baik untuk ayam maupun kita sendiri. Karena
apapun ceritanya, sebagus manapun rawatan ayam yang telah kita lakukan,
yang namanya Ayam akan tetap kalah sama Ayam. Dan sampai sekarang tidak
ada yang bisa menjamin kalau ayam yang kita miliki akan selalu menang di
gelanggang.
Disini kami akan mencoba untuk men-share sedikit tips untuk
mempersiapkan ayam yang akan diturunkan ke gelanggang, khususnya di
dalam melakukan latihan phisik.
Persiapan Phisik Ayam
Ayam yang akan turun ke gelanggan, biasanya kami berikan training
minimal selama 30 hari penuh. Beberapa training yang kami lakukan setiap
harinya yaitu:
Memberikan sedikit senam pada ayam di pagi hari (antara Jam 8-9 pagi)
untuk melatih dan melenturkan otot2. Training2 yang dapat dilakukan
antar lain:
Senaman leher, dengan cara memutar leher ayam dengan tangan kearah
kiri dan kanan sebanyak masing2 30 putaran Putaran jangan dilakukan
terlalu cepat, lakukan kira2 1 detik per putaran. Fungsi senaman leher
adalah melatih otot2 leher agar lebih lentur sewaktu menekuk leher lawan
ataupun mencari kepala lawan untuk dipukul.
Senaman badan, dengan cara memutar badan ayam kearah kiri dan kanan
masing2 30 putaran. Ayam diputar dengan cara memasukkan tangan kita ke
salah satu celah sayap ayam dan memutarnya secara perlahan (putaran
kanan tangan di sayap kir, dan sebaliknya). Fungsi senaman badan adalah
untuk membiasakan ayam melakukan putaran saat bertarung, khususnya
posisi kaki2 dan badan.
Senaman sayap + kaki, dengan cara mengangkat ayam pada dada dengan
menggunakan telapan tangan. Ayam akan terlihat seakan-akan memberikan
pukulan kaki ke lawan di depannya sekaligus mengepakkan sayapnya.
latihan ini dapat diberikan 30 kali.
Senaman kaki, dengan cara menekang punggung ayam ke arah bawah sambil
mendorongnya ke arah depan. Latihan ini biasa disebut dengan push-up
ayam. latihan juga dapat diberikan 30 kali setiap harinya.
Senaman sayap, dengan cara menjantur ayam. Dalam menjantur ayam,
jangan sekali2 melakukan janturan secara statis, maksudnya ekor ayam
dipegang trus menerus di atas sampai beberapa detik. Janturan statis
hanya akan membuat kerusakan pada ekor ayam dan tak jaran menyebabkan
kerusakan pada pinggang ayam. Janturan yang lebih bagus akan “Janturan
ikutan”. Dimana ayam diangkat setinggi2nya dengan kedua tangan, satu
tangan memegang dada ayam dan satunya lagi memegang ekor di dekat
panggal. Kemudian tangan di dada ayam di lepas sambil tangan satunya
yang memegang pangkal ekor ikut turun kebawah searah dengan jatuhnya
ayam. Latihan ini dapat dilakukan 5-10 kali.
Senaman di atas sudahlah cukup di pagi harinya dan biasanya akan
memakan waktu 5-10 menit untuk menyelesaikan seluruh senaman tersebut.
Setelah ayam mendapat senaman2, maka ayam kita lepaskan sebentar untuk
melemaskan kembali otot2nya sekitar 5 menit, kemudian langsung bisa
dimandikan dan dijemur di panas pagi hari. Memandikan ayam tidak perlu
terlalu basah, ini hanyalah untuk menyegarkan ayam setelah memperoleh
senaman.Ayam dijemur jangan terlalu lama, 15 menit waktu penjemuran
sudahlah cukup. Dan setelah dijemur, ayam bisa dilepas kembali ataupun
dimasukkan ke kandang umbaran sampai siang hari. Dan di siang hari ayam
diistirahatkan di kandang tidurnya, kalau istilah kami diberikan “Bobok
Siang”.
Setelah memperoleh Bobok Siang, di sore hari di pukul 16.00-17.00 ayam
kembali kita beri training. Training yang akan kita berikan adalah
“Training Lari” yang dapat dilakukan melalui lari kurung/songkok (sorry
kalo istilahnya beda di kota lain, yang saya pakai adalah istilah medan
hehehe).
Untuk lari kurung, alat bantu yang kita perlukan yaitu sepasang kurunan
ukuran besar dan kecil dan 1 ekor ayam pejantan lainnya. ayam jantan
lainnya di letakkan di dalam kurungan kecil, kemudian ditutup kembali
dengan kurungan besar sehingga terdapat jarak sekitar 10cm. Kemudian
ayam yang akan kita latih dilepaskan di luar kurungan besar. Bila kita
lakukan hal ini, maka ayam yang menerima latihan akan mencoba untuk
bertarung dengan ayam yang terletak di dalam kurungan kecil. Dan karena
adanya jarak antar kurung kecil dan besar, maka ayam akan trus mencari2
celah untuk bertarung yang akhirnya membuatnya berlari trus menerus
mengelilingi kurungan besar. Lari ayam akan dimulai perlahan dan semakin
cepat sejalan dengan semangatnya untuk bertarung. Latihan ini bisa kita
lakukan 15-30 menit setiap harinya.
Setelah memperoleh latihan lari, ayam kembali kita lepaskan 5 menitan
untuk melemaskan otot2nya. Dan setelah itu ayam akan kita berikan
vitamin dan suplemen yang akan kami jelaskan pada tulisan berikutnya.
Hal yang perlu diingat, jangan terlalu memaksakan latihan/senaman ayam.
latihan/senaman di atas dapat ditingkatkan jumlahnya sejalan dengan
perjalanan latihan dari hari ke harinya.
Rawatan Gelanggang: Part 02 – Mental
Setelah sehari-melakukan rawatan Phisik ayam seperti pada tulisan kami
sebelumnya (Rawatan Gelanggang: Part 01 – Phisik), maka training yang
selanjutnya harus kita lakukan adalah memperkuat mental dan pengalaman
tarung ayam. Satu-satunya cara yang dapat kita lakukan adalah dengan
menjajal ayam dengan untulan ataupun ayam bangkok lainnya. Latihan ini
sangat diperlukan oleh ayam bangkok yang akan diturunkan ke gelanggang
untuk memperkuat mental dan memberikan pengalaman tarung yang lebih
padanya.
Dalam waktu 30 hari, semakin banyak latihan jajal yang kita lakukan maka
semakin baik hasil yang akan kita peroleh. Jajal bisa dilakukan 5 kali
sehari, dan paling sedikit adalah 7 hari sekali, sehingga dalam waktu
training 30 hari, ayam akan menerima minimal 4-7 kali latihan tarung.
Jajalan yang biasa kami lakukan adalah di sore hari di pukul
16.00-17.00, dan bila ayam memperoleh latihan jajal, maka latihan lari
tidaklah perlu dilakukan. di Jajalan pertama, tidak perlu dilakukan
terlalu lama, biasanya hanya 1 ronde (10 menit) dan inipun dilakukan
dengan membungkus paruh dan jalu ayam baik untuk ayam yang akan dilatih
maupun lawan tandingnya. Tujuan membungkus paruh dan jalu ayam selain
untuk menghindari terjadinya luka pada ayam yang akan dilatih adalah
untuk meningkatkan emosi ayam bila bertarung. Paruh dan jalu yang
dibungkus akan membuat ayam susah untuk melakukan pukulan dan kebanyakan
hanya mengeluarkan teknik2 yang memberikan banyak gerakan cepat
sehingga sangat bagus untuk otot2 ayam. Sampai dengan jajal ke-2, kita
tetap membungkus paruh dan jalu ayam dan jajal dilakukan sama selama 10
menit.
Di jajal ke-3 sampai ke-4, paruh dan jalu masih dalam keadaan
terbungkus, akan tetapi durasi jajal ditingkatkan menjadi 2 ronde (2×10
menit).
Di jajal ke-5, latihan mulai mencapai puncaknya dan jajal kita
lakukan tetap 3×10 menit, dan disini, paruh dan jalu ayam yang akan kita
latih tidak akan kita bungkus, akan tetapi paruh dan jalu lawan masih
dalam kondisi dibungkus. Di jajal ke-5 ini, akan terlihat perbedaan dan
peningkatan gaya, kecepatan dan pengalaman tarung ayam yang sedang kita
latih. Biarkan dia sesuka dan sesenangnya melakukan pukulan2 ke arah
lawan yang kondisi paruh dan jalunya terbungkus, sehingga disinilah akan
mulai membentuk mental tarung yang sepenuhnya. Mental dan Rasa percaya
diri ayam akan meningkat dengan baik karena terus-terusan bisa memukul
lawan dengan mudah. Walaupun terkesan seperti menyiksa lawan tarung,
akan tetapi hal ini sangat diperlukan bagi ayam yang kita latih. Di
jajal ke-5 ini, bisa kita pastikan, kalau memang ayam yang kita latih
adalah tipe ayam pukul, maka rata2 pukulannya akan mengenai tempat2
vital lawan. Dan bila ayam tersebut adalah tipe jalu, maka minimal di 5
menit pertama, beberapa tikaman sudah tersarang ke lawan tarungnya, dan
bila tidak ada satupun tikaman jalu yang tersarang, berarti ayam yang
kita latih bukan tipe ayam jalu dan sebaiknya jalu yang dimilikinya kita
potong sajakarena akan merugikannya bila di gelanggang harus bertemu
dengan lawan lain yang memiliki jalu.
Di jajal ke-6, latihan sudah masuk ke tahap seperti aslinya. Paruh
lawan tarung sudah tidak dibungkus lagi, akan tetapi jalu lawan tetap
kita bungkus untuk menghindari luka serius pada ayam yang kita latih.
Jajal ke-9 tetap selama 3×10 menit. Di jajal ini ayam yang kita latih
akan merasakan bagaimana menerima patukan2 dan banyak pukulan dari
lawan. Dan yang pasti ayam yang kita latih akan mengalami pendarahan
disekitar mukanya akibat patukan. Hal yang kita harapkan adalah, semakin
banyak patukan dan darah di mukanya, maka semakin tinggi semangat dan
mental tarungnya. Hal ini karena ada sedikit mitos tentang ayam bangkok,
bawah semakin banyak darah yang dikeluarkannya maka akan semakin tinggi
pula semangat tarungnya (but who knows….).
Setelah jajal ke-6 adalah saatnya untuk istirahat minimal selama 5 hari
untuk menyembuhkan luka dan mengembalikan tenaganya. Ayam tidak perlu
menerima latihan lari di sore hari akan tetapi senaman pagi tetap kita
lakukan. Hal ini untuk menghindari terjadinya kelelahan yang terlalu
tinggi pada ayam. Bila di jajal
ke-9 ayam mengalami banyak luka di bagian muka, maka pengobatan harus
dilakukan agar luka2 cepat kering dan sembuh. Bekas-bekas luka yang
timbul secara tidak langsung memberikan nilai lebih bagi ayam, karena
kulit2 mukanya akan semakin tebal dan lebih tidak mudah untuk terluka.
Setelah masa istirahat dan penyembuhan luka selesai, maka jajal ke-7
(terakhir) bisa kita lakukan. Bagi kami, jajalan ini adalah yang
terakhir sebelum ayam dapat turun ke gelanggang. Jajalan dilakukan full
5×10 menit ataupun sampai lawannya lari, akan tetapi diusahakan untuk
mencari lawan tarung yang memiliki mental yang cukup kuat sehingga dapat
menyelesaikan maksimal tarung 5×10 menit.
Di jajal ke-7 ini, ayam yang kita latih harus mampu menyelesaikan
5×10 menit durasi tarung, bila ternyata ayam tidak mampu dan dironde ke 4
atau ke-5 tenaga ayam habis dan tidak bisa memukul lagi, maka jajal
kita stop dan berarti ayam yang kita latih belum siap untuk turun ke
gelanggang. Ayam yang siap ke gelanggang adalah ayam harus mampu
menyelesaikan durasi tarung minimal 5×10 menit.
Hal yang perlu diingat bahwa, sebisanya lawan2 tanding yang diperoleh
ayam yang kita latih memiliki teknik tarung yang berbeda-beda sehingga
pengalaman yang akan diperolehnya pun akan semakin banyak.
Akhir kata, semakin banyak jajal yang diterima ayam yang kita latih,
maka akan semakin kuat mental dan pengelaman tarung yang diperolehnya.
Akan tetapi semua jajalan yang kita lakukan tetaplah harus memperhatikan
unsur kehati-hatian, karena kalau tidak, tak jarang upaya latihan yang
telah kita berikan hanyalah sia-sia belaka.
Rawatan Gelanggang: Part 03 – Pola Makan
Setelah sehari-melakukan rawatan Phisik dan Mental ayam seperti pada
tulisan kami sebelumnya (Rawatan Gelanggang: Part 01 – Phisik, Rawatan
Gelanggang: Part 02 – Mental), maka perawatan yang terpenting lainnya
adalah menjaga pola makan dan suplemen yang akan kita berikan ke ayam.
Pola makan dan suplemen ayam harus kita jaga sebaik-baiknya dengan
teratur dan disiplin, sehingga saat memperoleh latihan senam dan jajal,
ayam tidak akan mengalami kekurangan gizi (sakit kuning).
Makanan Utama
Untuk pemberian makanan utama, dapat dibedakan untuk jenis ayam yang
akan kita latih. Bila ayam yang dilatih adalah tipe pukul, maka makanan
yang diberikan harus lebih banyak mengandung unsur karbohidrat dan
protein untuk memperkuat otot2nya. Kandungan lemak juga penting untuk
ayam tipe pukul untuk cadangan tenaganya. Makanan utama yang biasa kami
berikan adalah Jagung yang telah direndam semalaman ataupun campuran
antara Jagung gabah dengan perbandingan 1:1. Pemberian makanan utama
diberikan di pagi hari setelah menerima latihan senaman dan di sore hari
setelah menerima latihan lari. Bila di Sore hari ayam menerima latihan
jajal, maka makan sore tidak perlu dilakukan.
Untuk tipe ayam jalu, maka Makanan utama harus banyak mengandung
karbohidrat, akan tetapi tidak perlu mengandung terlalu banyak protein
dan lemak. Ayam jalu memerlukan kelincahan pukulan sehingga kandungan
karbohidrat yang terpenting untuk tenaga, sedang kandungan lemak dan
protein hanya akan membuat ayam mengalami peningkatan berat badan dan
pembentukan otot yang tidak terlalu diperlukan. Makanan yang biasa
diberikan adalah gabah rendaman murni ataupun campuran gabah jagung
dengan perbandingan 3:1.Pemberian makan utama sama dilakukan seperti di
atas.
Dalam pemberian makanan utama, takaranya tidak perlu terlalu banyak
sampai2 tembolok ayam sangat besar, akan tetapi diberikan sesuai dengan
ukuran berat badannya, yang bisa diberikan dengan perbandinga berat
badan dengan makanan adalah 15-20:1 sesuai dengan kebutuhannya. Dengan
kata lain bila berat badan ayam adalah 4kg, maka sekali makan bisa
diberikan sebanyak 200-250gram sesuai dengan tingkat nafsu makan ayam.
Dan jangan lupa untuk memberikan ayam minum setelah makanan utamanya
dihabiskan.
Makanan/Vitamin Suplemen
Makanan/Vitamin Suplemen biasanya diberikan di malam hari tepat sebelum
ayam tidur di malam harinya, hal ini ditujukan agar seluruh kandungan
gizi yang diberikan dapat terserap dengan baik pada ayam. Makanan dan
vitamin suplemen yang diberikan rutin setiap harinya adalah sebagai
berikut:
Vitamin lengkap A,B Compex,C,D,E,K yang diberikan masing2 1 butir.
Vitamin yang diberikan tidak perlu vitamin yang mahal, kami biasa
memberikan vitamin keluaran IPI.
1/2 jempol gula merah yang dilunakkan dengan air (Untuk tambahan karbohidrat)
1/4 atau 1/2 buah Tomat. (Untuk menyegarkan dan membantu pencernaan ayam)
1 Butir telur puyuh bulat yang telah direbus. (Untuk tambahan protein).
Untuk tipe ayam jalu pemberian telur puyuh rebus bisa diperjarang
menjadi 2-3 hari sekali.
Suplemen yang diberikan 4-5 hari sekali (sebaiknya di malam setelah ayam memperoleh latihan jajal):
1 butir pil minyak ikan. (Untuk mempercepat pertumbuhan dan memperkuat bulu)
1 butir pil kalq. (Untuk memperkuat tulangan)
1/4 jempol kunyit (Untuk membantu pencernaan dan menyehatkan perut ayam)
Bila kita ingin memperoleh hasil yang lebih maksimal, seminggu sekali
ayam bisa diberikan suplemen Brands sari pati ayam sebanyak 1 buah
sendok teh. Akan tetapi pemberian ini tidak terlalu diperlukan hanya
ditujukan untuk memaksimalkan pemberian makanan.
Perlu diingat bahwa, selama periode training sebelum turun ke gelanggan,
latihan senam dan jajal yang kita lakukan pada ayam akan sangat sangat
menguras tenaga ayam sehingga pola makan dan suplemen yang baik dan
teratur sangatlah diperlukan untuk menjaga keseimbangan kesehatannya.
Banyak cara ataupun metode lain ataupun suplemen lain yang diberikan
oleh penggemar kepada ayam, akan tetapi pola makan dan suplemen di atas
sudahlah sangat cukup bagi ayam yang kita latih untuk turun ke
gelanggan. Dan selain itu faktor biaya perawatan juga harus menjadi
perhatian kita.
Memang benar, bila dilihat dari pola latihan senam, jajal, serta pola
makan dan suplemen akan sangat banyak menguras tenaga dan biayanya, akan
tetapi hal ini akan menjadi setimpal dengan hasil dan kesenangan yang
akan diperoleh bila nantinya ayam yang kita turunkan ke gelanggan
memperoleh kemenangan. Dan bila hal ini dapat kita peroleh, maka tenaga
dan biaya yang kita keluarkan akan terasa lebih ringan.
Akhir kata, pola makan dan suplemen di atas adalah kebiasaan yang kami
lakukan sewaktu melakukan perawatan ayam untuk turun ke gelanggang, akan
tetapi seluruh pola di atas dapat disesuaikan dengan kebutuhan dan
kondisi dari masing-masing penggemar.
Rawatan Gelanggang: Part 04 – Penutup
Setelah kita selesai melakukan latihan senaman, latihan jajal serta
menjaga pola makan dan suplemen sehari-hari pada ayam yang kita latih,
maka hal yang tetap perlu kita lakukan adalan melihat sejauh mana
perkembangan kemajuan persiapan ayam untuk turun ke gelanggang. Seluruh
latihan dan pola makan yang kita berikan kita harapkan nantinya akan
mampu memberikan hasil yang maksimal sewaktu ayam bertarung di
gelanggang yang akhirnya akan membuahkan kemenangan.
Dan sebagai penutup, hal terakhir yang perlu kita lakukan adalah
memberikan usaha terakhir sebelum ayam turun di gelanggang. Dan hal ini
kita lakukan adalah tepat di malam hari sebelum ayam turun ke
gelanggang. Hal yang kita lakukan dengan memberikan suplemen terakhir
bagi ayam kesayangan kita. Suplemen yang diberikan ditujukan agar ayam
mampu mengeluarkan dan menghasilkan tenaga yang maksimal sewaktu
bertarung.
Banyak macam suplemen terakhir yang diberikan sebelum bertarung, akan
tetapi hal yang biasa kami berikan adalah dengan memberikan suntikan
suplemen Neurobion cairsebanyak 2-3cc. Memang ini terkesan seperti
memberikan dopping ke ayam, akan tetapi dari pengalaman yang kami
peroleh cukup baik memberikan hasil bagi ayam yang diturunkan ke
gelanggang.
Neurobion cair dapat dibeli secara bebas di apotik, dan ini memang
diperuntukkan bagi manusia untuk meningkatkan stamina, dan bagi ayam hal
yang sama juga dapat kita peroleh.
Akan tetapi, pemberian suntikan neurobian tidak bisa sembarangan
dilakukan, biasanya suntikan diberikan tepat di malam hari sebelum ayam
turun ke gelanggan di besoknya dan diberikan pada saat ayam benar-benar
dalam kondisi tenang, dan biasanya kami berikan tepat saat ayam akan
tidur di malam hari.
Banyak pertanyaan mengapa hal ini harus dilakukan pada saat kondisi ayam
sedang tenang dan saat hampir tidur. jawabannya adalah karena cairan
neurobion ataupun sejenis dopping ayam lainnya akan secara langsung
berpengaruh terhadap metabolisme ayam khususnya aliran darah dan jantung
ayam. Sehingga bila diberikan saat ayam sedang aktif, maka lebih
cenderung menyebabkan ayam menjadi semakin aktif bahkan bisa2 tidak
tidur semalaman yang menyebabkan kecapaian di besok harinya. Dan tak
jarang menyebabkan efek negatif terhadap ayam seperti pernafasan yang
berat (mulut cengap2) dan bisa2 muka ayam menjadi merah padam bahkan
biru. Sehingga atas alasan inilah mengapa pemberian harus kita lakukan
saat ayam tenang dan hampir tidur sehingga tubuh ayam lebih gampang
menyesuaikan cairan/dopping yang baru disuntikkan padanya.
Perlu diingat bahwa pemberian neurobion ataupun dopping lainnya haruslah
sesuai dengan dosisnya, jangan pernah memberikan suntikan neurobion
lebih dari 3cc karena hanyalah efek negatif yang jadinya akan timbul
pada ayam. Dan setelah diberi suntikan, maka sebisa mungkin ayam harus
benar2 bisa kita istirahatkan dan tidur bila ayam menjadi semakin aktif
maka bisa dipastikan besok hari bukanlah waktu yang tepat untuk
menurunkannya ke gelanggang
Di pagi hari sebelum ayam kita bawa ke gelanggang, hal terakhir yang
biasa kami lakukan adalah memberikan ayam setengah jempol gula merah
lunak dan parutan 1/4 timun dan diberikan minum secukupnya. Ayam tidak
perlu diberikan makan karena masihlah cukup kandungan gizi dari hasil
pemberian kita di hari2 sebelumnya. Dan jangan lupa, pemberian suplemen
vitamin, minyak ikan, telur puyuh, dll harus di stop 1 hari sebelum ayam
diturunkan ke gelanggang.
Akhir kata, setelah seluruh upaya kita memberikan latihan dan menjaga
pola makan pada ayam, hal terakhir yang kita lakukan adalah berharap
semoga ayam yang akan kita turunkan ke gelanggan dapat menang.
Jangan lupa, apapun cerita dan hasilnya, Ayam akan kalah dengan ayam,
Kalau memang kita memutuskan untuk turun ke gelanggang, maka menang atau
kalah adalah hal yang biasa dan harus kita terima. Tapi walaupun gitu,
paling tidak kita telah memberikan usaha yang maksimal pada ayam
kesayangan kita.
PERTARUNGAN ANTAR JAWARA
Bagaimana jika ayam bangkok, ayam vietnam dan ayam philipine saling
diadu, mana yang akan menang? Berikut adalah kemungkinan yang bisa
terjadi.
Ayam Bangkok vs Ayam Vietnam.
Ayam bangkok sudah pasti unggul dalam hal teknik bertarung. Ayam
vietnam, dalam beberapa kasus, dapat memiliki kelebihan dalam kerasnya
pukulan dan ketahanan menerima pukulan. Secara umum, ayam bangkok
memiliki peluang lebih besar untuk menang, terutama untuk tipe solah,
pranggal dan mular. Tetapi jika ayam bangkoknya bertipe kontrol maka
kemungkinan ayam vietnam dapat memenangkan pertarungan karena akan
sering terjadi jual beli pukulan.
Ayam Bangkok vs Ayam Philipine.
Ayam bangkok sudah pasti unggul dalam ketahanan badan, postur dan teknik
bertarung. Sedangkan ayam philipine unggul dalam hal kecepatan dan
kegesitan bergerak, dan memiliki kelebihan dalam pergerakan di udara.
Jika ayam bangkok berhasil memukul ayam philipine, di bagian manapun
baik kepala maupun badan, baik bertaji maupun tidak, akan berpengaruh
berat pada ayam philipine. Bisa saja sekali pukul ayam philipine
langsung KO. Satu-satunya peluang ayam philipine adalah memukul dengan
taji pada bagian mematikan (mata, syaraf di kepala, dan ruas leher).
Pukulan taji di badan ayam bangkok tak akan langsung berpengaruh. Jika
taji ayam philipine tidak tajam, maka pukulan ayam philipine nyaris tak
berpengaruh pada ayam bangkok. Ayam bangkok juga bukan sasaran empuk
bagi serangan cepat ayam philipine, karena umumnya ayam bangkok memiliki
teknik menghindar yang baik.
Ayam Philipine vs Ayam Vietnam
Ayam philipine memiliki kelebihan dalam kecepatan gerak dan pertarungan
udara, ayam vietnam memiliki kelebihan dalam kekerasan pukulan dan
ketahanan badan. Ini pertarungan yang memiliki peluang sama untuk
menang, tapi sebenarnya kurang menarik untuk dilihat. Jika ayam
philipine bisa dengan cepat mengambil peluang, maka ayam vietnam adalah
sasaran yang empuk untuk tajinya karena umumnya ayam vietnam lebih
mengandalkan ketahanan dibanding kemampuan menghindar. Sebaliknya, jika
sekali saja ayam vietnam mampu memukul kepala ayam philipine, maka bisa
langsung KO. Pukulan di badan maupun sayap juga bisa membuat ayam
philipine lemas. Jadi ini adalah soal siapa yang berhasil memukul
duluan.
1. Kepala model buah pinang
2. Paruh panjang , tebal dan beralur
3. Leher lurus dan tebal
4. Badan panjang
5. Dada bidang
6. Bahu kuncup
7. Sayap rapat dan panjang
8. Pangkal ekor tebal, besar dan kaku
9. Paha bulat dan pipih (tdk banyak lemak)
10. Ekor lebat dan menyentuh tanah
11. Lutut menekuk
12. Kaki bulat dan kering
13. Jari panjang dan halus